Pada tanggal 25 Februari 2021, Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) atau Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara bekerjasama dengan Forum Rektor Indonesia (FRI) menyelenggarakan seminar online yang berjudul Pendidikan Tinggi di Indonesia menghadapi Pandemi: Strategi Efektivitas Pembelajaran Daring. Seminar online ini berbentuk diskusi panel dengan narasumber 4 Rektor dari universitas anggota NUNI yang menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring dari masing-masing universitas. Narasumber diskusi panel ini yaitu Ibu Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. (Rektor Universitas Padjadjaran – Unpad), Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA (Rektor Universitas Hasanuddin – Unhas), Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. (Rektor Universitas Sanata Dharma – USD) dan Bapak Dr. Fauzan, M.Pd. (Rektor Universitas Muhammadiyah Malang – UMM). Bertindak sebagai moderator adalah Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. (Rektor BINUS University) didampingi Ibu Diah Wihardini, Ph.D (Direktur BINUS Global) selaku co-moderator.

Diskusi panel ini dibuka oleh Ibu Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. yang memaparkan tentang Strategi Efektivitas Pembelajaran Daring Masa dan Setelah Pandemi yang diterapkan di Unpad pada tahun 2020 (Tahap 1). Beliau mengatakan bahwa pada masa pandemi, pembelajaran tatap muka mendadak beralih ke daring dan kegiatan kemahasiswaan menjadi virtual. Juga melaksanakan Kampus Merdeka secara bertahap, serta dosen menyempurnakan materi pembelajaran online plus riset/publikasi dan karya inovasi. Selain itu, universitas juga menyusun kebijakan dan panduan pembelajaran daring, pelatihan, layanan online serta system monitoring target kinerja tri dharma.

Pada tahun 2021 (Tahap 2) setelah melakukan survey, mahasiswa Unpad masih belajar secara daring, melaksanakan praktikum di laboratorium dengan prokes ketat, dosen menerapkan asynchronous dan synchronous menggunakan LiVE Unpad dan link materi yang tersedia di Internet, hibah riset dan inovasi masa pandemi untuk dosen, tendik dan mahasiswa. Juga menerapkan integrasi platform pembelajaran daring (LMS LiVE Unpad, SIAT dan Google Classroom) dan yang terakhir yaitu memperbanyak experience learning mahasiswa dengan mengundang Menteri, tokoh, praktisi dan Alumni serta belajar dari masyarakat. Setelah Pandemi, Unpad akan menerapkan sistem pembelajaran Hybrid dimana menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring.

Selanjutnya Rektor Unhas, Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menjelaskan bahwa Unhas mempersiapkan transformasi ke bentuk pembelajaran daring dengan pengembangan aplikasi pembelajaran daring serta menyiapkan SDM pendukung guna memonitoring dan evaluasi apakah pembelajaran daring sudah sesuai untuk tujuan peningkatan kualitas pembelajaran daring. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Unhas juga menghadapi kendala seperti mahasiswa Unhas umumnya berasal dari kabupaten yang memiliki akses internet yang belum maksimal, penyesuaian waktu kuliah, penyesuaian rencana penelitian dengan kodisi pandemi serta KKN tematik yang dilaksanakan dengan memfasilitas mahasiswa melakukan kegiatan di daerah masing-masing. Prof. Dwia menjelaskan bahwa best practice pembelajaran daring yaitu mulai tumbuhnya budaya pembelajaran daring pada kalangan dosen dan mahasiswa, dari yang awalnya terpaksa kemudian menjadi bisa dan terbiasa dan akhirnya menjadi budaya. Selain itu juga mulai tumbuhnya berbagai kreativitas dan inovasi pembelajaran dengan penggunaan media seperti audio-video dalam proses pembelajaran. Dalam hal pengembangan kegiatan praktikum, dosen dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dan yang terakhir mulai tumbuhnya disiplin dan self-motivation dari mahasiswa karena pembelajaran dilaksanakan secara mandiri tanpa kehadiran dosen secara fisik.

Terkait dengan penerapan pembelajaran daring di USD, Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa pembelajaran daring menawarkan banyak hal baik seperti fleksibilitas, dapat menembus tapal batas, efisiensi dan efektivitasi dan kemandirian. Tetapi disisi lain juga terdapat persoalan terkait otentisitas, stabilitas , formalitas dan potensi berkurangnya kesehatan sosial dan fisik mahasiswa. Oleh karena itu USD membuat yang disebut dengan Cybernetic Space. Tantangan pembelajaran daring yaitu Infrastruktur digital, kesiapan teknikal, kompleksitas belajar dan belajar sebagai fenomena sosial.

Menurut beliau, pembelajaran daring akan berhasil jika ada perubahan paradigma dimana pembelajaran daring bukan semata digitalisasi pembelajaran luring. Terkait dengan kompleksitas belajar, beliau mengatakan USD memiliki pemahaman bahwa belajar bukanlah perkara teknikal dan manajerial, melainkan perkara mental-spiritual dimana keberhasilan terbaik dengan gairah, antusiasme dan passion. Oleh karena itu ada beberapa strategi yang dilakukan oleh USD, yaitu memahami realitas dan melibatkan mahasiswa, intimacy menjadi kunci, model flipped learning, prerecorded tutorial, peka terhadap keberdayaan finansial mahasiswa, evaluasi lebih bersifat formatif dan dosen tetap WFO. Serta setelah pandemi, akan menerapkan Flipped Learning dan Cybernetic Campus.

Disambung pemaparan selanjutnya dari Bapak Dr. Fauzan, M.Pd menjelaskan tentang Polysynchronous Model yang menjadi solusi pembelajaran selama dan pasca pandemi di UMM. Beliau mengatakan, pada hakekatnya Polysynchronous merupakan integrasi 3 jalur pembelajaran Covid yaitu Onsite, Synchronous dan Asynchronous. Ada satu hal yang menjadi catatan bagi UMM, ketika mahasiswa sudah tidak bisa lagi melakukan pembelajaran secara langsung dan memang ada larangan untuk menyelenggarakan pembelaran secara luring, tetap hal yang tidak boleh hilang adalah program yang biasa disebut rekognisi produk akademik dan produk minat bakat. Artinya, tetap memberikan pengakuan apresiasi baik secara akademik maupun finansial yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan pendidikan karakter bagi mahasiswa. Polysynchronous ini diterapkan dengan harapan mahasiswa dimana saja dan kapan saja bisa mengakses pembelajaran di UMM.

Sebelum menutup acara, Prof. Dr. Ir Harjanto Prabowo, M.M mengatakan pada akhirnya pendidikan itu yang utama dan pembelajaran adalah salah satu komponennya. Pandemi memang mengajarkan kita untuk memahami perubahan secara bijaksana dan bisa menggunakannya untuk menjadi lebih baik.