Healthcare Innovation Challenge 2018 merupakan kompetisi pencarian ide bisnis yang inovatif dalam bidang teknologi kesehatan. Melalui kompetisi ini diharapkan dapat melahirkan inovasi-inovasi teknologi kesehatan aplikatif yang mampu dikembangkan untuk memberikan solusi berkaitan dengan masalah kesehatan. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara BINUS University, Universitas Kristen Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Fakultas Kedokteran dengan PT. Prodia Widyahusada. Peserta dari BINUS University melibatkan dua fakultas yakni Sistem Informasi dan Computer Science. Sementara itu dari pihak Unika Atma Jaya, peserta yang di daftarkan adalah dari Fakultas Kedokteran.

Dengan tema “Preventive Healthcare: Investing your Brain for Demographic Bonus”, peserta ditantang untuk mampu memberikan sebuah solusi inovatif berbasis teknologi berupa prototype android mobile application. Produk ini diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh industry kesehatan di Indonesia.

Peserta wajib mengusulkan prototipe dalam bentuk android mobile application dengan sub tema ide bisnis diantaranya :

  • Innovation for Healthy Lifestyle
  • Innovation for Health Management
  • Innovation for Early Detection

Healthcare innovation Challenge 2018 menawarkan berbagai hal pendukung yang diperlukan oleh perusahaan startup berkembang, seperti program mentoring dari para narasumber kompeten serta memberikan akses bagi para startup untuk menjalin kerjasama serta membuka market access kepada pelaku bisnis di sektor industri kesehatan. Dalam sambutannya, Direktur PT. Prodia Widyahusada, Andri Hidayat menyatakan bahwa kompetisi ini menjadi sebuah project penting dikarenakan hasil dari aplikasi-aplikasi ini nantinya sangat berguna untuk masyarakat dalam menjembatani segala permasalahan kesehatan.

Acara ini memberikan berbagai benefit (keuntungan) bagi mahasiswa yang menjadi peserta diantaranya mendapatkan pengalaman yang berharga dari para mentor yang kompeten. Selain itu, mahasiswa BINUS dan Atma Jaya dalam satu kelompok dituntut untuk saling bekerja sama, tukar inovasi, dan mampu menciptakan prototipe aplikasi kesehatan. Selain mengikuti kompetisi, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk memperluas networking. Benefit lain yang di dapat adalah hadiah berupa uang tunai 50 juta rupiah bagi inovasi terbaik pertama, 30 juta rupiah bagi inovasi terbaik kedua, dan 20 juta rupiah bagi inovasi terbaik ketiga.

Healthcare innovation Challenge 2018 akan menjalani dua proses tahap penjurian. Tahap pertama akan dilaksanakan pada 1-6 Februari 2019. Pada proses ini penilaian dilakukan dengan cara blind testing mobile application. Sebanyak 10 tim yang berhasil lolos akan masuk ke tahap penjurian yang kedua yakni pada tanggal 23 Februari 2019. Sebelumnya, mereka juga akan menjalani bootcamp challenge yakni dari tanggal 15 hingga 22 Februari 2018. Para peserta diharapkan mampu menjawab tantangan yang diajukan oleh para juri. Di akhir penjurian, peserta finalis akan mempresentasikan produk inovasi yang telah dibuat dihadapan para juri. [BNS]