YOGYAKARTA – Peserta Rapat Koordinasi Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
(RAKORPIM) – Kopertis Seluruh Indonesia, Sabtu (11/2), mengunjungi kampus
terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Jl. Kaliurang Km 14,5 Sleman.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung museum UII dan
Candi Kimpulan yang ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan UII.
Candi yang didesain dengan dikelilingi oleh perpustakaan diresmikan secara
langsung oleh Ir. Jero Wacik yang pada waktu itu masih menjabat sebagai
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Candi Kimpulan konon berdiri antara
tahun 746 hingga 784 masehi di bawah pemerintahan era Rakai Panangkaran. Di
sinilah dinamika Kerajaan Mataram Kuno tergurat dari Wangsa Syailendra
hingga keturunan Wangsa Sanjaya.
Rombongan yang berjumlah 92 peserta tersebut disambut secara langsung oleh Wakil Rektor II, Dra. Neni Meidawati, M.Si., Ak. dan Wakil Rektor III UII, Ir. Bachnas, M.Sc. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA selaku Koordinator Kopertis Wilayah V. Dalam keterangannya Dr. Bambang Supriyadi, menyampaikan bahwa dipilihnya UII sebagai perguruan tinggi untuk dikunjungi oleh peserta RAKORPIM Kopertis, mengingat UII memiliki sejarah dengan ditemukannya candi disekitar lingkungan UII yang kemudian sekelilingnya dibangun perpustkan. “Perpustakaan sebagai sumber informasi dan referensi pastinya menjadi media yang sangat penting dalam perguruan tinggi, ditambah adanya bangunan sejarah (candi). Maka jelas menjadi nilai tambah tersendiri bagi mahasiswa dalam mencari informasi dan referensi pengetahuan,” paparnya. Lebih lanjut Dr. Bambang Supriyadi, mengungkapkan, adanya candi di lingkungan UII menjadi informasi riil yang bukan hanya sekedar teori maupun cerita-cerita sejarah. Oleh karenanya, kunjungan ini dijadikan momen untuk menggali ilmu pengetahuan yang ada di UII. Selain itu, dengan berkunjung dan melihat candi secara langsung, dimaksudkan untuk menginformasikan kepada kopertis lain akan fakta sejarah. “Adanya candi UII menandakan sejarah bukan hanya sekedar teori tetapi fakta nyata yang bisa dijadikan referensi ilmu oleh perguruan tinggi dan kopertis lain,” tambahnya.