Guna mempererat kerjasama dengan TV One, UII menghadirkan Pemimpin Redaksi TV One, Bung Karni (panggilan Karni Ilyas) untuk mengisi kuliah umum bertajuk ‘Jurnalisme Politik, dan Penegakan Hukum di Indonesia’ yang bertempat di Auditorium KHA Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Selasa (29/11). Turut hadir dan memberi sambutan, Rektor UII Prof. Edy Suandi Hamid, MEc. dengan didampingi Wakil Rektor II Dra. Neni Meidawati, M.Si.Ak.

“Saya setuju dengan adanya reformasi ini. Namun semestinya reformasi hukum terlebih dahulu yang harus dilakukan, barulah reformasi demokrasi. Karena demokrasi tanpa dikawal hukum akan terjadi anarkis seperti yang terjadi di saat ini”tegasnya mengawali. Dalam kuliahnya, Karni Ilyas memang lebih banyak merespon berbagai problem yang terjadi di Indonesia kini sebagai perwujudan kegiatan jurnalisme hukum yang selama ini ia geluti.

Berbagai polemik yang terjadi di bangsa ini, menurutnya, menjadikan negara Indonesia ini menjadi kian terpuruk. Hal ini, menurut hemat Bung Karni, diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum dan tindakan korupsi yang kian meningkat.

“Banyak orang menggemborkan antikorupsi, banyak ide solutif dalam pemberantasan korupsi, namun senyatanya, semua lini masyarakat senang melakukan korupsi jika korupsi ini disempitkan maknanya sebagai tindakan suap – menyuap”kulasnya.

Dalam pengamatannya, selama ini banyak pihak yang permisif terhadap tindakan korupsi jika pelakunya masih termasuk sanak famili atau kerabat dekatnya. “Kita tegas terhadap oknum koruptor, namun kita bebaskan oknum itu jikalau masih termasuk kerabat kita. Ironis memang”sebutnya.

Bung Karni menambahkan, Negara Indonesia sejatinya merupakan suatu Negara yang memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah. “Sebenarnya, Indonesia tidak memerlukan impor gas alam maupun BBM karena sangat melimpah, namun kita telah terikat kontrak untuk selalu mengekspor keduanya dengan harga murah dan stagnan”ungkapnya.

Perkembangan suatu peristiwa yang terjadi, lanjutnya, merupakan salah satu tugas utama media massa guna menginvestigasinya. Untuk itu, peran media massa sangat penting dalam mengawal berbagai perkembangan isu kekinian. “Media selalu mengutamakan trust. Sebab, kepercayaan masyarakat terhadap suatu berita, merupakan tujuan utama adanya kegiatan jurnalistik”terangnya.

Selaku pimpinan universitas, Prof Edy sangat mengapresiasi dan menyambut baik atas terselenggaranya acara ini. “Para mahasiswa akan memperoleh gambaran yang nyata tentang aplikasi dan peran jurnalisme, tidak hanya sekedar teori yang diperoleh dibangku kuliah selama ini”sambutnya.

Tema yang diusung, menurutnya, sangat kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan bangsa kita saat ini. “Hal ini mengingat bahwa kebutuhan akan jurnalisme sebagai kegiatan investigasi dan melaporkan peristiwa, isu-isu, kepada masyarakat luas. Peran jurnalisme melalui media massa juga sangatlah penting sebagai pengawas sosial, terlebih dalam kontek Politik dan Penegakan Hukum di Indonesia”kulasnya.

Berkaca pada Negara – Negara maju, masih jelasnya, media massa memiliki posisi strategis dan lebih dominan perannya sebagai instrumen pengawal demokrasi sekaligus menjadi alat kontrol sosial. Selain itu, media massa juga dijadikan salah satu parameter untuk mengindikasikan baik buruknya pelaksanaan sistem politik di suatu negara. “Dalam upaya menjaga demokratisasi agar terus berjalan dengan baik, maka keduanya seyogyanya saling menjembatani dan bersinergi. Hal itu dimaksudkan agar sistem politik yang demokratis dan media massa bisa berjalan dengan seimbang”pungkasnya.

Kuliah umum ini berjalan dengan lancar dan tergolong sukses. Hal demikian tampak dari tingginya antusiasme dari peserta yang mengikuti. Bukan hanya mahasiswa dan dosen dari Fakultas Komunikasi dan Hukum UII saja yang hadir, melainkan dari lintas Fakultas dan Program Studi di UII dan berbagai Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Karena banyaknya peserta, sebagian di antaranya harus merelakan diri untuk berdiri maupun lesehan. Pada sesi Tanya jawab pun, banyak peserta yang ingin merespon kulasan Bung Karni meski waktunya sangat terbatas.