YOGYAKARTA –Dalam dunia usaha terdapat tiga hal yang selalu menjadi dasar persaingan bagi para pengusaha, yaitu bagaimana membuat produk lebih baik,  lebih murah dan lebih cepat, kata pengusaha yang juga Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.

“Menyikapi pertumbuhan ekonomi bangsa ini, para pengusaha saat ini perlu mengembangkan nilai tambah, yakni inovasi, kreatifitas dan kemauan” ungkap M. Jusuf Kalla dalam Seminar Nasional Teknologi Industri 2011: Mengembangkan jiwa kewirausahaan yang berdaya saing menuju persaingan global” di Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII Sabtu, (19/11).

Jusuf Kalla menambahkan para pengusaha dalam praktek kerjanya harus bersaing, karena tanpa persaingan produk-produk yang dihasilkan tidak akan kreatif dan inovatif. Ia mengatakan kreativitas, inovasi, dan persaingan merupakan bagian dari dinamika usaha. Untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik menurutnya pengusaha harus mampu bersaing.

Sementara itu Wakil Rektor III UII, Ir. Bachnas, M.Sc. dalam kesempatan seminar itu menyampaikan, generasi muda kedepan hendaknya tidak hanya menjadi penonton, tetapi mencoba menghanyati langkah-langkah para pemimpin bangsa. Salah satu langkah yang perlu diperhatikan yakni tidak hanya menjadi pekerja saja, tetapi bagaimana dapat berinisiatif menciptakan hal-hal yang baru untuk bangsa ini.

“Indonesia janganlah hanya menjadi pasar saja atau mengandalkan kekayaan alam yang dimiliki, tetapi bagaimana kita menjadikan negara ini sebagai produsen,” paparnya.

Herry Zudianto, SE.Akt, MM, owner Margaria Group yang juga menjabat sebagai Walikota Yogyakarta dalam kesempatan seminar itu menyampaikan orang-orang terkaya di dunia semua dari kalangan bisnis, termasuk sepuluh orang terkaya di indonesia. Namun menurutnya para pengusaha jika ingin memulai bisnisnya jangan karena ingin kaya raya.

Ia mencontohkan Bill Gates dan Steve Jobs. Menurutnya mereka memulai bisnis karena ingin membuat kehidupan menjadi lebih mudah dan ingin membantu orang lain. Bill Gates menurutnya menemukan Windows karena kejengkelannya mengoperasikan komputer yang dinilai susah.

Kunci menjadi pengusaha menurut Herry adalah to serve, melayani. Itu jugalah yang menurutnya ia praktekkan saat menjadi Walikota. “Melayani” menurut Herry sudah menjadi konsepsinya. “Selama jadi Walikota selalu saya katakan saya bukan penguasa tapi saya pelayan, maka saya lebih suka disebut kang Herry kepala pelayan masyarakat Jogjakarta” ungkapnya.

Seminar juga dihadiri oleh Teng Hui, Owner PT. Jatim Watkoraya yang mengisi seminar dengan tema Mental Wirausahaan. Teng Hui sekaligus menutup kegiatan seminar Teknologi Industri ini.